ALLAH SWT MENGUTUS SESEORANG MENJADI KALIFAH ALLAH, AL MAHDI

Maret 29, 2020
Bismillahirrahmanirrahim 
Assalamu’alaikum! 
*#Ngaji* *#Nguji* mimpi Muhammad qasim

Oleh: Indra Noferian

Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
[QS. An-Nisa; 59].

Khalifah Allah bermakna luas, pembahasan ringkas mengenai Khalifah allah adalah wakil Allah SWT untuk mengatur alam/bumi.

Ulama juga sepakat bahwa Khalifah Allah tidak terbatas nabi Adam as saja, sebagaimana hadits menyebutkan akan ada Khalifah Allah di akhir zaman, yaitu Al Mahdi.

sesungguhnya dia adalah *KHALIFAH ALLAH* ,
 *AL-MAHDI* .
(HR. Ibn Majah 4222, Hakim dalam al-Mustadrak 4/463, dishahihkan Hakim dan disetujui adz-Dzahabi. Dan Sanadnya dinilai kuat dan shahih oleh Ibnu Katsir).

Adapun kriteria Khalifah Allah ada beberapa macam:
1). ILMU


وَعَلَّمَ اٰدَمَ الْاَسْمَاۤءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰۤىِٕكَةِ فَقَالَ اَنْۢبِـُٔوْنِيْ بِاَسْمَاۤءِ هٰٓؤُلَاۤءِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!”
(Al-Baqarah : 31)

Walaupun para mufasir berbeda pendapat mengenai makna asma (nama), tetapi yang pasti (al-qadru al-mutayaqqan) dan tidak di perselisihkan lagi adalah nabi Adam as di bekali pengetahuan & ilmu yang tidak di miliki oleh para malaikat.

2). Iman & amal


وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ

Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.
(An-Nur : 55)

Pada ayat tersebut, Allah SWT berjanji akan menjadikan hambanya berkuasa jika manusia beriman dan beramal kebaikan

3). Memberikan keputusan yang adil/benar


يٰدَاوٗدُ اِنَّا جَعَلْنٰكَ خَلِيْفَةً فِى الْاَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوٰى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَضِلُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌۢ بِمَا نَسُوْا يَوْمَ الْحِسَابِ

(Allah berfirman), “Wahai Dawud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah (penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sungguh, orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.”
(Shad : 26)

Kriteria Khalifah Allah adalah memberikan keputusan dengan adil yang tidak mengikuti hawa nafsunya.

4). Dll.

Adapun makna Al Mahdi cukup luas, ringkasnya orang memperoleh petunjuk, Menurut Syekh Muhyidin Ibnu Arabi dalam kitab Futuhat al Makkiyah, kata al Mahdi tidak ada di dalam al-Qur’an sebagai suatu nama. Kata Al Mahdi bentuk asalnya adalah kata kerja “hada” artinya “memberi arah atau bimbingan yang benar, di jalan yang benar’. Secara harfiah al Mahdi berarti “orang yang terbimbing dengan benar“.

Jika di gabungkan Khalifah allah, Al Mahdi maka bermakna pemimpin /wakil Allah yang berkuasa di bumi yang memperoleh petunjuk/orang yang terbimbing dengan benar.

Adapun pembahasan " *petunjuk* " di paragraf ke depan, tapi sekarang bagaimana kita bisa mengenal/mengetahui bahwa sosok Khalifah allah, Al Mahdi ini benar dengan sebenarnya Khalifah Allah, Al Mahdi asli bukan sosok yang palsu.?

✓ Apabila Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengetahui bahwa dirinya adalah utusan Allah kecuali setelah datangnya Jibril ‘alaihis salam kepada beliau dan menyampaikan Iqra, maka lebih layak lagi yang terjadi pada al-Mahdi al-Muntadzar, dia tidak mengetahui bahwa dirinya al-Mahdi kecuali setelah Allah menghendaki untuk ditonjolkan di tengah umat.
(Hilyah al-Basyar, 1/358)

Bagaimana cara Allah menonjolkan Al Mahdi.?
1. Dia akan di utus oleh Allah SWT
2. Memperoleh petunjuk dari Allah

Dalil Allah swt akan mengutus Al Mahdi.

"Sekiranya dunia ini tidak lagi tersisa kecuali hanya sehari, *sungguh Allah akan mengutus seorang laki-laki dari ahli baitku* , ia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana bumi pernah dipenuhi kajahatan." (HR. Abu Daud: 3734).

Dari hadits tersebut kita dapat mengetahui seseorang menjadi khalifah Allah, Al Mahdi karena di utus oleh Allah swt sehingga dia menjadi Khalifah Allah, Al Mahdi ( pemimpin/wakil Allah menguasai bumi yang memperoleh petunjuk/orang yang terbimbing dengan benar), sehingga orang datang untuk berbaiat kepadanya.

Bagaimana kita dapat mengetahuinya, kalau Allah telah mengutus seseorang tersebut.?

Kita dapat mengenalinya dengan apa yang dia bawa, yaitu petunjuknya yang dia peroleh.
Karena makna Al Mahdi adalah orang memperoleh petunjuk/orang yang terbimbing dengan benar.
Adapun penegasan dari hadits.

Jika kamu semua melihat Panji-panji Hitam datang dari ARAH KHURASAN. maka sambutlah ia walaupun kamu terpaksa merangkak di atas salju , Sesungguhnya di tengah-tengah panji-panji itu ada *Khalifah Allah yang mendapat petunjuk* ." Maksudnya ialah al-Mahdi.
(Ibnu Majah, Abu Nuaim & al-Hakim)

Petunjuk ini haruslah bisa terhubung dengan Allah swt, sehingga kita dapat mengetahui bahwa dirinya telah di utus oleh Allah swt.
Petunjuk ini harus sejalan dengan Al Qur'an dan hadits, sehingga dapat di percayai.

Petunjuk langsung dari Allah swt hanyalah mimpi, karena hadits menyebutkan.

Kenabian tidak ada lagi selain berita gembira, " para sahabat bertanya; 'apa maksud kabar gembira? ' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab; "mimpi yang baik."
(HR. Bukhari: 6475)

"Sesungguhnya tidak ada lagi yang tersisa setelahku (kematianku) sesuatu dari kenabian selain mimpi yang benar." (HR. Abu Daud: 4363)

Setelah habisnya zaman kenabian, akan di gantikan zaman mimpi yang baik/benar sebagai petunjuk langsung dari Allah swt untuk umat manusia.

Mimpi yang baik adalah bagian dari empat puluh enam kenabian."
(HR. Bukhari: 6474)

"Mimpi yang baik datang dari Allah dan mimpi yang buruk datang dari setan.
(HR. Muslim: 4195)

Mimpi yang benar adalah bagian dari tujuh puluh bagian kenabian."
(HR. Ibnu Majah: 3887)

Mimpi yang benar adalah dari Allah dan mimpi jelek berasal dari setan."
(HR. Bukhari: 6469)

Pada hadits tersebut sangat jelas, ada jaminan yang mutlak, bahwa mimpi baik/benar datangnya dari Allah, sehingga dengan mimpi ini lah ada hubungan antara hamba dengan Allah yang terhubung secara langsung, Yang bisa kita terima jika ada seseorang mendapatkan perintah langsung dari Allah SWT, karena Allah SWT bisa datang ke dalam mimpi hambanya.

Ulama sepakat, membedakan Allah SWT dengan setan di dalam mimpi adalah perintah, jika perintah ini bertentangan syariat maka jelas ini adalah setan.

Syekh Taqiyuddin menyebutkan hal ini, bahwa keadaan melihat Allah berbeda-beda sesuai dengan keadaan orang yang melihat. Jika orang tersebut adalah orang yang paling shalih dan paling dekat dengan kebaikan, maka penglihatannya lebih mendekati kebenaran dan kenyataan. Namun, wujud-Nya tidak dalam bentuk atau sifat yang dilihat oleh orang tersebut, karena pada hakikatnya tidak ada sesuatupun yang menyerupai Allah.

Mungkin saja terdengar suara, ‘Begini dan lakukan ini!’, tetapi di sana tidak ada wujud yang terlihat yang serupa dengan makhluk, karena tidak ada yang serupa dan semisal dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

para nabi dan orang-orang shalih dapat melihat Allah dalam mimpi, dalam bentuk yang tidak serupa dengan makhluk-Nya, seperti telah berlalu penyampaiannya dalam hadits Abu Dzar. Maka, jika sosok yang dilihatnya dalam mimpi itu memerintahkan sesuatu yang menyelisihi syariat ini, maka itu adalah pertanda bahwa dia tidak melihat Rabbnya, tetapi dia melihat setan.

*Dalil Allah SWT bisa datang ke dalam mimpi seorang hamba.*

*Mimpi nabi Muhammad Saw*

dari Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu berkata: "Pada suatu pagi, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam tertahan dari kami untuk shalat Subuh hingga hampir saja kami melihat matahari, beliau keluar dengan cepat lalu shalat diiqamati, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam shalat dan mempercepatnya, saat salam beliau memanggil dengan suara keras, beliau bersabda pada kami: "Tetaplah di shaf-shaf kalian seperti ini." Setelah itu beliau menghadap kami lalu bersabda "Ingat, sesungguhnya aku akan memberitahukan kepada kalian apa yang menahanku dari kalian pagi ini. Di sebagian malam aku bangun lalu wudhu dan shalat semampuku, saat shalat aku mengantuk hingga tertidur. Tiba-tiba aku berada dihadapan Rabbku Tabaraka wa Ta'ala dalam wujud yang paling indah lalu bertanya: Hai Muhammad, ' aku menjawab: Baik, Rabb. Ia bertanya: 'Tahukah kamu apa yang diperdebatkan malaikat tertinggi? ' Beliau menjawab: Rabb aku tidak tahu.' Ia mengucapkan tiga kali, aku melihatNya lalu Ia meletakkan tanganNya di atas pundakku hingga aku merasakan dinginnya ujung-ujung jariNya diantara dadaku lalu segala sesuatu terlihat jelas olehku dan aku mengetahui. Ia bertanya: 'Hai Muhammad, ' aku menjawab: Baik, Rabb. Ia bertanya: 'Tahukah kamu apa yang diperdebatkan malaikat tertinggi? ' Aku menjawab: Tentang Penebus (dosa). Ia bertanya: Apa itu? Aku menjawab: Melangkahkan kaki menuju (shalat) jamaah, duduk dimasjid setelah shalat, menyempurnakan wudhu pada saat tidak disukai, ' lalu Ia berfirman seperti yang aku ucapkan: Memberi makan, melunakkan kata-kata, shalat di malam hari saat orang-orang tidur.' Ia berfirman: Mintalah, ucapkan: ALLAHUMMA INNI AS`ALUKA FI'LAL KHAIRAAT WA TARKAL MUNKARAAT WA HUBBAL MASAAKIIN WA AN TAGHFIRALII WA TARHAMNII WA IDZA ARADTA BI IBAADIKA FITNATAN FAQBIDLNI ILAKA GHARA MAFTUUN AS`ALUKA HUBBAKA WA HUBBA MAN YUHIBBUKA WA HUBBA AMALIN YUQARRIBU ILA HUBBIKA.' (Ya Allah, sesungguhnya aku meminta-Mu berbuat kebaikan, meninggalkan kemungkaran, mencintai orang-orang miskin, ampunilah aku dan rahmatilah aku, bila Engkau menghendaki suatu fitnah pada hamba-hambaMu, wafatkan aku kepadaMu dalam keadaan tidak terkena fitnah, aku mengharap cintaMu, cintanya orang yang mencintaiMu, cinta pada amalan yang mendekatkanku pada cintaMu). Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Sesungguhnya itu benar, pelajarilah, " mereka mempelajarinya. Abu Isa berkata: Hadits ini hasan shahih. Aku bertanya kepada Muhammad bin Isma'il tentang hadits ini, ia menjawab: Hadits ini hasan shahih. Abu Isa berkata: Ini lebih shahih dari hadits Al Walid ibn Muslim dari Abdurrahman bin Yazid bin Jabir. Abu Isa berkata: Telah menceritakan kepada kami Khalid bin Al Lajlaj telah menceritakan kepadaku Abdurrahman bin Ayisy Al Hadlrami berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam, ia menyebut hadits ini dan hadits ini tidak terjaga. Seperti itu Al Walid menyebut dalam haditsnya dari Abdurrahman bin Ayisy, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam. Bisyr bin Bakr meriwayatkan dari Abdurrahman bin Yazid bin Jabir hadits ini dengan sanad ini dari Abdurrahman bin Ayisy dari nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam dan hadits ini lebih shahih. Abdurrahman bin Ayisy tidak mendengar dari nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam.
(Shahih Tirmidzi : 3159)

*Perhatikan penjelasan para Ulama lainnya*

1. Imam an-Nawawi menukil perkataan al-Qadhi 'Iyadh:
Ulama' bersepakat tentang bisanya seseorang melihat Allah dalam mimpinya dan bersepakat tentang benarnya mimpi tersebut [Rujukan syarh nawawi shahih muslim 15/25]

2. Imam Abu Hanifa pernah mimpi bertemu Allah SEBANYAK 100 KALI [Sharh Fiqh al-Akbar, Kitab Mulla Ali al-Qari, Ulama Mazhab Hanafi]

3. Imam Ahmad ibn Hanbal juga pernah berkata mimpi bertemu Allah sekali
[Sharh Fiqh al-Akbar, Kitab Mulla Ali al-Qari, Ulama Mazhab Hanafi]

4. Syekh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan pula, “Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah dan selainnya telah menyebutkan bahwa seseorang dimungkinkan melihat Allah dalam mimpi. Namun yang dilihatnya bukan hakikat Allah yang sebenarnya, karena tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Allah SWT.

Setelah jelas dan paham dari berbagai sumber yang ada, bahwa Khalifah Allah, Al Mahdi akan di utus oleh Allah SWT, untuk mengenalinya adalah apa yang di bawa, yaitu petunjuknya, petunjuknya ini haruslah bisa terhubung kepada Allah, sehingga bisa di terima secara Al Qur'an dan hadits bahwa dia telah di utus oleh Allah SWT, sehingga kita dapat mengenalinya bahwa dirinya Khalifah allah, al Mahdi.

Muhammad qasim bin Abdul Karim, asal Pakistan, dari suku Quraisy.
Mengatakan :

Aku sering mendapatkan mimpi-mimpi tentang hari terakhir sebelum kiamat
dimana aku harus menyelesaikan semua tugasku di hari terakhir tersebut.

Namun dalam mimpi-mimpi itu aku selalu menemui beberapa masalah atau aku dikelilingi oleh kesulitan-kesulitan sehingga aku tidak bisa menyelesaikan
tugas-tugasku. Namun ternyata Allah tidak jadi menggelar kiamat dan dengan rahmat-Nya memberiku tambahan waktu di hari berikutnya. Allah berfirman, “Qasim, Aku telah memanjangkan waktu sebelum kiamat. Dan selama kau belum menyelesaikan tugasmu, Aku tidak akan menggelar
kiamat.”

Kemudian dalam mimpi pada bulan April 2014, *Allah  memerintahkanku* untuk pertama kalinya, “Qasim sebarkan mimpimu ke seluruh dunia,  *Aku ingin semua orang tahu siapa dirimu*

Renungkanlah hadits Shahih ini.

Sekiranya dunia ini tidak lagi tersisa kecuali hanya sehari, *sungguh Allah akan mengutus seorang laki-laki dari ahli baitku* , ia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana bumi pernah dipenuhi kajahatan." (HR. Abu Daud: 3734).

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.
(Al-Ahzab : 21)

Barang siapa yang menentang rasul setelah jelas baginya petunjuk dan dia mengikuti jalan selain jalan orang-orang yang beriman maka Kami akan membiarkan dia terombang-ambing dalam kesesatannya dan Kami akan memasukkannya ke dalam Jahannam, dan sesungguhnya Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.”
(QS. an-Nisa’: 115).

Allahu alam.
Jazakallahu Khairan.
Bersatulah, semuanya akan terjadi sesuai mimpi-mimpi Muhammad qasim bin Abdul Karim.
*GAZA (Gerakan Akhir Zaman)*
1) Diki Candra +6281286023302
2) Indra Noferian +6285798871578
3) Diki Sapno +628972816509
4) Ahmad Abdul Qohar
+6281275011992
5) Riki Hidayat +6282117578906
6) Arum Puspita
+62 82246720610
7. Dan lainnya.

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔